Pebulutangkis nomor dua dunia Kento Momota, harus menerima kenyataan pahit dicoret dari tim Jepang untuk Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Pencoretan ini dilakukan setelah sang pemain ketahuan beberapa kali berjudi di kasino ilegal.
Asosiasi Bulutangkis Jepang dalam rapat darurat, memutuskan untuk melarang Momota mengikuti berbagai turnamen bulutangkis hingga waktu yang tak terbatas. Sedangkan rekan setim Momota, Kenichi Tago, yang juga terbukti berjudi di kasino ilegal, dicoret dari daftar pemain Timnas hingga waktu yang tak terbatas.
Hukuman ini menjadi pukulan telak bagi sang bintang Jepang, Momota. Padahal, pria berusia 21 tahun tersebut telah dipastikan mendapat tiket ke Olimpiade 2016. Momota adalah pebulutangkis pria Jepang yang pertama meraih medali (perunggu) Kejuaraan Dunia yang didapatnya di Jakarta, pada Agustus tahun lalu. Dia juga menjadi kandidat potensial untuk meraih medali emas Olimpiade.
Kontroversi kasus Momota memicu kegemparan pada pekan lalu. Kepala Asosiasi Bulutangkis Jepang, Kinji Zeniya, meneteskan air mata di televisi saat mengatakan harus mengambil tindakan keras terhadap kedua pemain nasional itu. Pemerintah juga langsung mengutuk tindakan Momota dan Tago.
“Sangat penting mengambil sikap tegas terhadap pemain yang terbukti bersalah melakukan tindakan ilegal,” kata Zeniya, yang menyebut pintu kemungkinan akan kembali terbuka bagi Momota tampil di Olimpiade Tokyo 2020.
Berjudi masuk kategori tindakan yang melanggar hukum di Jepang. Saat meminta maaf secara langsung di hadapan publik, Kento Momota mengaku sudah enam kali mengunjungi kasino sbobet888 casino untuk berjudi. Dia menghabiskan uang sekitar 4.500 atau Rp 58 juta. Sedangkan Tago telah menghabiskan sekitar 100.000 dollar AS atau Rp 1,3 miliar di meja judi dan mengunjungi kasino sebanyak 60 kali.
Kento Momota Kembali Bertanding Lagi
Kento Momota masuk Guinness World Records untuk kategori gelar tunggal putra bulu tangkis terbanyak dalam satu musim. Rekor ini dicapai pemain asal Jepang itu pada tahun lalu.
Di sepanjang 2019, Kento Momota tercatat meraih 11 gelar juara. Momota sejatinya mengawali musim 2019 dengan kekalahan mengejutkan di babak pertama Malaysia Masters. Kemudian, dia menelan kekalahan lagi di final Indonesia Masters oleh Anders Antonsen.
Gelar pertamanya pada 2019 datang di Jerman Open. Setelah itu, berhasil merebut gelar juara di ajang All England. Sayangnya, setelah itu, Momota harus menelan hasil minor di Malaysia Open. Ia tersingkir di babak kedua.
Tetapi, Momota berhasil menebusnya ke kompetisi lain. Ia memenangkan gelar juara berturut-turut di Singapura Open dan Kejuaraan Bulu Tangkis Asia yang berlangsung di Wuhan, China.
Sejak Juli dan seterusnya, Momota memenangkan delapan gelar dari sembilan turnamen yang dijalani. Gelar juara itu termasuk di Jepang Open, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis, China Open, Korea Open, Denmark Open, Fuzhou China Open, dan BWF World Tour Finals.
Atas prestasi manis inilah, Momota bisa mencatatkan namanya dalam buku rekor dunia. Ia melampaui Raihan Lee Chong Wei yang sebelumnya mencatatkan namanya di rekor dunia usai merebut 10 gelar juara pada 2010.